Apa Yang Dapat Dilakukan?

Kuliner Khas Bagek Kembar

Post Page Advertisement [Top]

Momentum Hari Bumi 2016 dimanfaatkan sebagai hari pencanangan penanaman mangrove di Kawasan Pesisir di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan penanaman mangrove tersebut merupakan bagian dari program rehabilitasi kawasan pesisir yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dari program ini telah ditanam sekitar 120 ribu bibit mangrove di areal pesisir laut seluas kurang lebih 10 hektar. Jenis mangrove yang ditanam adalah jenis bakau (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa) dan jenis api-api (Avicenia marina). 

 

Setelah dua tahun berlalu kondisi wilayah pesisir laut kini telah berubah. Beberapa bagian lokasi telah ditumbuhi mangrove dengan sangat subur. Ketinggiannya saat ini telah melebihi tinggi orang dewasa. Jumlah daun sangat rimbun, batangnya sudah cukup kokoh menahan riak-riak gelombang, serta akar-akar udaranya sudah bermunculan menggelantung dan menancap dengan kuat ke lumpur-lumpur di sekitarnya.


Disamping realita fisik tersebut, ada sebuah realita sosial yang patut dibanggakan dari kegiatan ini, yaitu terbentuknya kelompok masyarakat (setempat) yang sadar dan berkemauan keras untuk melanjutkan program pelestarian ekosistem mangrove di wilayahnya. Kelompok ini bukan kelompok yang lahir secara bersamaan dengan pelaksanaan program pemerintah, namun terbentuk mendekati akhir/pasca pelaksanaan program. Hingga kini, setelah dua tahu berlalu kelompok ini masih tetap aktif melakukan kegiatan-kegiatan terkait dengan pelestarian ekosistem mangrove. Kelompok ini bernama Kelompok Masyarakat Pengelola Ekowisata Mangrove (Pokmaslawisma) Bagek Kembar.

Pendekatan yang digunakan oleh kelompok dalam pengelolaan kawasan ekosistem mangrove adalah pendekatan ekowisata. Ada tiga pilar yang menjadi penopang seluruh aktifitas kegiatan kelompok ini, yaitu pilar ekologi, ekonomi, dan edukasi. Pilar ekologi bertitik tolak pada pelestarian ekosistem mangrove di wilayah pesisir. Ini merupakan fondasi pilar berikutnya. Pilar ekonomi memberikan panduan bahwa kegiatan-kegiatan pelestarian ekosistem mangrove harus dapat memberikan keuntungan ekonomi bagai masyarakat sekitarnya. Ekosistem mangrove harus dapat mensejahterakan manusia di sekitarnya secara berkelanjutan. Pemanfaatan ekosistem mangrove tidak boleh menganggu kelestarian ekosistem mangrove itu sendiri. Pilar terakhir, edukasi menjadi penting sebagai upaya untuk menciptakan kader-kader penerus yang tetap berpegang teguh pada pelestarian ekosistem mangrove dalam menciptakan kesejahteraan. 


Awal tahun 2018 menjadi titik tolak Pokmaslawisma Bagek Kembar untuk lebih mantap bergerak mewujudkan kawasan pesisir bermangrove yang lestari dan mensejahterakan. Penambahan penanaman mangrove di tambak-tambak non-produktif telah memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Beberapa pihak telah berpartisipasi dalam program penanaman di tambak silvofishery ini melalui program adopsi mangrove. Program ini akan terus dilakukan hingga semakin banyak mangrove yang tumbuh menghijaukan kawasan pesisir. Pada saat yang sama, pembangunan sarana-sarana ekowisata yang telah diinisiasi secara swadaya telah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Perbaikan dan pengadaan sarana ekowisata mulai diberikan oleh beberpaa pihak. Meskin masih kecil namun sarana-sarana tersebut telah memantapkan wajah ekowista mangrove Bagek Kembar sebagai destinasi wisata alam baru di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Setiap hari (sore) banyak pengunjung yang tertarik berkunjung ke Kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar untuk sekedar menikmati asrinya alam terbuka dengan pemandangan ekosistem mangrove. Jasa lingkungan yang ditimbulkannya sudah mulai dapat dipetik oleh Pokmaslawisma Bagek Kembar.

  

Perjalanan belum sampai titik finish. Masih diperlukan segenap semangat dan tenaga untuk melintasi halangan dan rintangan menuju kesuksesan. Cita-cita besar mewujudkan kawasan pesisir dengan ekosistem utama ekosistem mangrove yang lestari, memberikan kesejahteraan bagi warga masyarakat di sekitarnya terus harus digaungkan. Banyak godaan yang selalu mengintai pejuang di sepanjang perjalanan menuju kesuksesan. Niat ikhlas dan kerja keras menjadi modal dasar yang takkan lekang oleh masa-masa perjalanan. 

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]