Tanggal 28 Oktober menjadi hari yang sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Pada tanggal ini 88 tahun yang lalu segenap putra dan putri Indonesia menyatakan bahwa mereka bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu Bangsa Indonesia, dan berbahasa yang satu Bahasa Indonesia. Sungguh ini menjadi sebuah ikrar yang luar biasa di tengah-tengah fakta bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan dengan ribuan pulau, penduduknya terdiri dari berbagai suku dan bahasa (lebih dari 700). Bertekad mengidentifikasikan diri menjadi sebuah identitas yang satu merupakan sebuah kekuatan yang dahsyat sebagai modal kehidupan berbangsa di masa mendatang. Semangat inilah yang dijadikan tonggak oleh para pemuda di Dusun Madak Belek, Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat untuk bersama-sama maju membangun dusun mereka yang merupakan kawasan pesisir di Teluk Lembar, Pulau Lombok. Strategi yang ditempuh adalah membuat kawasan pesisir mereka menjadi Kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar (KEMBAr).
Momentum peringatan Sumpah Pemuda tahun 2016 dijadikan sebagai langkah awal para pemuda di Dusun Madak Belek untuk membuka Kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar ini. Bentuk kegiatannya berupa Kemah Mangrove yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2016 hingga hari Minggu tanggal 30 Oktober 2016. Lokasi kemah mangrove adalah di lapangan futsal yang sebelumnya telah disiapkan oleh para pemuda.
Acara kemah mangrove dimulai dengan pendirian tenda-tenda, kemudian sebelum gelap (Magrib) dilakukan pembukaan. Kurang lebih 50 orang peserta dan panitia berkumpul mendengarkan arahan dari ketua panitia, Peserta berasal dari remaja dan pemuda Dusun Madak Belek dan siswa SMK 1 Sekotong yang kebetulan berdekatan dengan lokasi. Bp. Sahri. Disampaikan oleh ketua panitia bahwa acara kemah mangrove ini menjadi tonggak sejarah Dusun Madak Belek dalam membangun. Ini bertepatan dengan peringatan 88 tahun Sumpah Pemuda yang diharapkan mampu memberi semangat bagi para pemuda dalam meraih cita-cita.
Setelah selesai sholat Magrib dan sholat Isya' yang dilakkan di tengah-tengah lapangan futsal, seluruh peserta menyantap makan malam yang disediakan oleh panitia. Sejurus kemudian, dilangsungkan acara refleksi ma'na sumpah pemuda dengan penghangat api unggun yang dinyalakan di tengah-tengah lingkaran peserta. Peserta dibagi menjadi empat regu yang kurang lebih terdiri dari 10 orang. Nama-nama regu menggunakan nama jenis mangrove, yaitu Rhizophora, Avicennia, Bruguera, dan Soneratia. Sesi pertama acara diisi dengan spontanitas kreasi seni dari masing-masing regu. Diantaranya ada yang menyanyi, berpuisi, membacakan teks sumpah pemuda, dan bermain peran. Diakhir sesi panitia mengajak seluruh peserta untuk merenung, mengenang jasa-jasa para pahlawan, termasuk kedua orang tua masing-masing. Diharapkan dari refleksi ini tumbuh semangat Sumpah Pemuda dari para peserta untuk mengisi era kemerdekaan dengan cita-cita yang tinggi.
Selesai acara api unggun, seluruh peserta dan panitia tenggelam dalam mimpi, tidur berselimut udara khas pesisir bernuansa ekosistem mangrove. Sesaat sebelum adzan Subuh terkumandang dari Masjid Baabussalam, panitia membangunkan seluruh peserta untuk bersiap melaksanakan sholat Subuh pagi itu. Dengan berjamaah, peserta dan peserta khusu' melaksanakan sholat Subuh di lapangan futsal beralatkan tikar dan terpal. Sejurus kemudian seluruh peserta berolah raga, senam kecil yang dipimpin oleh Mawardi, salah satu pemuda yang juga berprofesi sebagai guru olah raga. Dengan jiwa yang bersemangat setelah berolah raga, peserta diajak untuk gotong royong membersihkan pantai dari sampah-sampah plastik. Sampah plastik memang menjadi musuh utama sebuah kawasan wisata yang ingin dikunjungi banyak orang. Hadir dalam acara ini Bapak Babinsa Desa Cendi Manik, Bp. Budi yang sangat mendukung kegiatan kepemudaan positif semacam ini.
Akhir rangkaian kegaitan diakhiri dengan pembuka
an secara resmi kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar oleh perwakilan pemerintah setempat. Pembukaan sederhana ini dilakukan dengan pemotongan tali pengikat penutup tugu ekowisata yang terdapat di pintu masuk kawasan. Terdapat tujuh papan tulisan yang berbunyi trekking mangrove, adopsi mangrove, cycling tambak, pemancingan, camping/outbound, futsal, dan kuliner pesisir. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan ditandai foto-foto bersama di depan icon wisata Bagek Kembar. Semoga usaha ini dapat sukses membawa manfaat bagi lingkungan dan warga sekitarnya.
Momentum peringatan Sumpah Pemuda tahun 2016 dijadikan sebagai langkah awal para pemuda di Dusun Madak Belek untuk membuka Kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar ini. Bentuk kegiatannya berupa Kemah Mangrove yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2016 hingga hari Minggu tanggal 30 Oktober 2016. Lokasi kemah mangrove adalah di lapangan futsal yang sebelumnya telah disiapkan oleh para pemuda.
Setelah selesai sholat Magrib dan sholat Isya' yang dilakkan di tengah-tengah lapangan futsal, seluruh peserta menyantap makan malam yang disediakan oleh panitia. Sejurus kemudian, dilangsungkan acara refleksi ma'na sumpah pemuda dengan penghangat api unggun yang dinyalakan di tengah-tengah lingkaran peserta. Peserta dibagi menjadi empat regu yang kurang lebih terdiri dari 10 orang. Nama-nama regu menggunakan nama jenis mangrove, yaitu Rhizophora, Avicennia, Bruguera, dan Soneratia. Sesi pertama acara diisi dengan spontanitas kreasi seni dari masing-masing regu. Diantaranya ada yang menyanyi, berpuisi, membacakan teks sumpah pemuda, dan bermain peran. Diakhir sesi panitia mengajak seluruh peserta untuk merenung, mengenang jasa-jasa para pahlawan, termasuk kedua orang tua masing-masing. Diharapkan dari refleksi ini tumbuh semangat Sumpah Pemuda dari para peserta untuk mengisi era kemerdekaan dengan cita-cita yang tinggi.
Selesai acara api unggun, seluruh peserta dan panitia tenggelam dalam mimpi, tidur berselimut udara khas pesisir bernuansa ekosistem mangrove. Sesaat sebelum adzan Subuh terkumandang dari Masjid Baabussalam, panitia membangunkan seluruh peserta untuk bersiap melaksanakan sholat Subuh pagi itu. Dengan berjamaah, peserta dan peserta khusu' melaksanakan sholat Subuh di lapangan futsal beralatkan tikar dan terpal. Sejurus kemudian seluruh peserta berolah raga, senam kecil yang dipimpin oleh Mawardi, salah satu pemuda yang juga berprofesi sebagai guru olah raga. Dengan jiwa yang bersemangat setelah berolah raga, peserta diajak untuk gotong royong membersihkan pantai dari sampah-sampah plastik. Sampah plastik memang menjadi musuh utama sebuah kawasan wisata yang ingin dikunjungi banyak orang. Hadir dalam acara ini Bapak Babinsa Desa Cendi Manik, Bp. Budi yang sangat mendukung kegiatan kepemudaan positif semacam ini.
Akhir rangkaian kegaitan diakhiri dengan pembuka
an secara resmi kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar oleh perwakilan pemerintah setempat. Pembukaan sederhana ini dilakukan dengan pemotongan tali pengikat penutup tugu ekowisata yang terdapat di pintu masuk kawasan. Terdapat tujuh papan tulisan yang berbunyi trekking mangrove, adopsi mangrove, cycling tambak, pemancingan, camping/outbound, futsal, dan kuliner pesisir. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan ditandai foto-foto bersama di depan icon wisata Bagek Kembar. Semoga usaha ini dapat sukses membawa manfaat bagi lingkungan dan warga sekitarnya.
No comments:
Post a Comment